Katakan Tidak pada Mencontek
Dari
judul diatas sudah dapat diketahui apa yang akan saya bahas dalam artikel kali
ini, yapp.. mengenai mencontek, menjadi pelajar merupakan masa paling
menyenangkan karena kita akan melewati berbagai hal, seperti persahabatan dan
lain sebagainya. Satu hal yang mungkin menjadi bagian bagi para pelajar adalah
ketika menghadapi ujian. Tak jarang mereka melakukan berbagai cara untuk
mendapatkan nilai dengan mencontek. Inilah budaya mencontek di kalangan
pelajar. sudah menjadi rahasia umum jika mencontek adalah kebiasaan sebagian
dari mahasiswa, lebih tepatnya mencontek adalah perbuatan curang yg dilakukan
oleh orang yg memiliki sifat tidak jujur demi mendapatkan nilai tinggi.
Biasanya mencotek dilakukan disaat ulangan ataupun ujian. Setiap individu atau
pelajar menginginkan prestasi belajar yang baik. Karena keinginan untuk
berprestasi tersebut, segala cara pun dilakukan baik itu cara positif maupun
negatif. Cara positifnya bisa melalui belajar dengan tekun dan jujur serta
percaya diri saat mengerjakan ujian atau tes akademik lainnya. Sedangkan cara
negatifnya adalah dengan menyontek. Selain keinginan untuk berprestasi, masih
banyak lagi alasan yang menyebabkan seseorang
menyontek. Seperti ingin menghindari kegagalan, tekanan dari teman
sebaya maupun dari orang tua, dan tidak percaya diri ketika mengikuti ujian.
Siswa juga mempersepsi bahwa prestasi itu adalah sebuah keberuntungan dan
mempersepsi menyontek merupakan hal yang sudah biasa. Kebiasaan mencontek ini
akan menjadi kebiasaan ketika dilakukan satu kali dan mendapat hasil memuaskan,
dan akan ketagihan untuk mengulangi perbuatan mencontek ini, mencontek
dilakukan oleh sebagian orang yang belum siap dengan ujian yang akan
berlangsung dan tidak percaya diri maupun orang yang sama sekali tidak tahu
jika akan ada ujian berlangsung, ya ini terjadi jika ada ujian mendadak yang
sering dialami oleh mahasiswa tentunya, jadi hal ini menuntut kita untuk siap
akan setiap mata kuliah yang akan di ujikan, serta untuk menghindari perilaku
mencontek. Saya telah mewawancarai beberapa mahasiswa yang mengenai mencontek.
Dari enam orang saya saya wawancarai, tiga orang dari mereka pernah mencontek.
Faktor
penyebab perilaku mencontek di bagi menjadi
dua, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya antara
lain adalah tingkat kecerdasan yang rendah, tidak adanya motivasi berprestasi,
sikap belajar yang tidak baik, keyakinan diri yang rendah, konsep diri yang
rendah, keinginan untuk mendapat nilai tinggi, tidak adanya usaha untuk
belajar, penilaian tentang menyontek, sering menunda-nunda pekerjaan,
keberanian menyontek, keinginan untuk menghindari kegagalan, cara belajar yang
tidak baik, dan mempunyai moral yang rendah.
Sedangkan faktor
eksternalnya berasal dari orang tua seperti tuntutan yang berlebihan dari orang
tua kepada anaknya agar mendapatkan prestasi yang baik, guru, teman sebaya,
kurangnya pencegahan dari sekolah, terlalu banyak tugas yang diberikan di
sekolah, kondisi, serta status ekonomi dan sosial.
Beberapa
pertanyaan yang saya lontarkan adalah sama antara lain apa mereka pernah
mencontek atau tidak, apa yang menyebabkan mereka mencontek, apa mereka puas
dengan hasil ujian mereka, apa perasaan mereka jika ada dosen yang membiarkan
mereka mencontek, apa sanksi yang tepat bagi yang mencontek, cara apa yang bisa
dilakukan agar orang tidak mencontek dan yang terakhir fasilitas apa yang di
perlukan untukl meminimkan perbuatan curang tersebut, kemudian pertanyaan yang
selanjutnya antara lain apa mereka tidak setuju dengan aturang pelarangan
mencontek, mengapa mereka memilih untuk mencontek, bagaimana cara mereka
mencontek, bagaimana cara mereka menyembunyikan contekannya agar pemngawas
tidak tahu, bagaimana perasaan mereka ketika mencontek, bagaimana dengan dosen
yang menindak tegas perbuatan mencontek, apakah mereka puas dengan nilai
mereka, apakah mempunyai rencana untuk berhenti dan pertanyaan yang lainnya.
Tiga orang yang
mengaku mencontek ( sesuai dengan permintaan orang saya wawancarai nama mereka
saya samarkan) sebut saja namanya antara lain Ede (TMT-3), Nufan (TBI-1) dan
Esda (PGMI-3) rata-rata jawaban mereka hampir sama, mereka mencontek karena
kepepet dan kurang belajar, karena ujiannya mendadak, meskipun hasil ujian yang
mereka peroleh baik, namun mereka mengatakan, jujur jika mereka tidak puas
dengan hasil ujiannhya karena bukan murni dari kemampuan mereka se ndiri melainkan
hasil dari mencontek, Mereka merasa beruntung jika dosen mereka membiarkan
mereka untuk mencontek karena hal itu menguntungkan bagi mereka, saya juga
menanyakan sanksi apa yang cocok bagi orang yang suka mencontek, mereka
mengatakan ” jika orang yang mencontek sanksinya adalah pengurangan nilai ”
ujar salah satu dari mereka, dan mengatakan jika ada ujian seharusnya sebelum
ada ujian harus ada pemberitahuan agar mereka lebih siap dengan ujian yang
mereka hadapi untuk meminimalisir alasan untuk berbuat kecurangan karena mereka
sudah siap, “ namun kebanyakan dari mereka omongan pengurangan nilai yang biasa
dilakukan hanya sekedar omongan belaka, jadi sanksi harus di lakukan secara
langsung agar orang seperti kami bisa sadar ”, ujar mereka, mereka juga
mengatakan “ seharusnya saat ujian berlangsung bukan hanya satu pengawas ujian,
namun di pasang CCTV di sudut kelas agar yang mencontek bisa ketahuan dan
sanksi nya bisa di jalankan, hal itu akan membuat orang seperti kami menjadi
jera dan akan mengurungkan niat untuk mencontek”. Karena mereka hanya melakukan
perbuatan mencontek hanya satu kali tersedak, mereka memutuskan untuk tidak
mengulanginya lagi. Seperti itulah
penuturan mereka.
Pertanyaan
selanjutnya saya lontarkan kepada mereka yang tidak pernah atau bahkan sama
sekali tidak mencontek, Tiga orang yang tidak pernah mencontek antara lain Ahas
(ZAWA-3), Siaka (ZAWA-3), Tuja (ES-3) mereka setuju denga aturan untuk
pelarangan mencontek karena hal itu akan membuat mereka belajar lebih jujur dan
adil sesuai dengan kemampuan mereka, mereka puas dengan hasil ujian merka
karena hasil ujiannya adalah upaya dan kerja keras yang mereka lakukan sendiri
dan bukan karena mencontek “ rasanya lega bisa melihat hasil dari kerja keras
kami “ dan hal itu kan membuat mereka bekerja keras dan lebih giat belajar.
Jika ada dosen yang membiarkan mencontek, mereka tidak setuju karena hal itu
akan mengakibatkan kecurangan yang merajalela, sanksi yang tepat bagi yang
mencontek “harusnya yang mencontek di beri nilai min” ujar mereka, “ seharusnya
dosen atau pengawas lebih dari satu dan di pasang CCTV agar yang mencontek bisa
di ketahui dan segera di beri sanksi agar jera “ kata salah satu dari mereka,
dosen haruslah menindak tegas orang yang mencontek.
Dari
hasil wawancara tersebut maka bisa di ketahui sebagian dari mereka yang pernah
mencontek merasa menyesal, dan dan tidak akan mencontek lagi karena rasa yang
tidak enak dan tidak tenang di hati mereka,meskipun banyak faktor di balik
perbuatan mencontek, maka dari itu untuk
teman yang pernah mencontek, segera hilangkan perbuatan buruk itu karena perbuatan buruk maka akan menghasilkan
keburukan juga, bagi teman-teman yang tidak pernah mencontek maka jangan pernah
mencoba berbuat mencontek.
Sekian
tulisan yang saya buat jiia ada hal yang yang menyinggung pihak tertentu maka
saya selaku penulis memintaan maaf kepada para pembaca, semoga tulisan saya
bermanfaat. Terimakasih.