Senin, 31 Oktober 2016

Katakan Tidak pada Mencontek

            Dari judul diatas sudah dapat diketahui apa yang akan saya bahas dalam artikel kali ini, yapp.. mengenai mencontek, menjadi pelajar merupakan masa paling menyenangkan karena kita akan melewati berbagai hal, seperti persahabatan dan lain sebagainya. Satu hal yang mungkin menjadi bagian bagi para pelajar adalah ketika menghadapi ujian. Tak jarang mereka melakukan berbagai cara untuk mendapatkan nilai dengan mencontek. Inilah budaya mencontek di kalangan pelajar. sudah menjadi rahasia umum jika mencontek adalah kebiasaan sebagian dari mahasiswa, lebih tepatnya mencontek adalah perbuatan curang yg dilakukan oleh orang yg memiliki sifat tidak jujur demi mendapatkan nilai tinggi. Biasanya mencotek dilakukan disaat ulangan ataupun ujian. Setiap individu atau pelajar menginginkan prestasi belajar yang baik. Karena keinginan untuk berprestasi tersebut, segala cara pun dilakukan baik itu cara positif maupun negatif. Cara positifnya bisa melalui belajar dengan tekun dan jujur serta percaya diri saat mengerjakan ujian atau tes akademik lainnya. Sedangkan cara negatifnya adalah dengan menyontek. Selain keinginan untuk berprestasi, masih banyak lagi alasan yang menyebabkan seseorang  menyontek. Seperti ingin menghindari kegagalan, tekanan dari teman sebaya maupun dari orang tua, dan tidak percaya diri ketika mengikuti ujian. Siswa juga mempersepsi bahwa prestasi itu adalah sebuah keberuntungan dan mempersepsi menyontek merupakan hal yang sudah biasa. Kebiasaan mencontek ini akan menjadi kebiasaan ketika dilakukan satu kali dan mendapat hasil memuaskan, dan akan ketagihan untuk mengulangi perbuatan mencontek ini, mencontek dilakukan oleh sebagian orang yang belum siap dengan ujian yang akan berlangsung dan tidak percaya diri maupun orang yang sama sekali tidak tahu jika akan ada ujian berlangsung, ya ini terjadi jika ada ujian mendadak yang sering dialami oleh mahasiswa tentunya, jadi hal ini menuntut kita untuk siap akan setiap mata kuliah yang akan di ujikan, serta untuk menghindari perilaku mencontek. Saya telah mewawancarai beberapa mahasiswa yang mengenai mencontek. Dari enam orang saya saya wawancarai, tiga orang dari mereka pernah mencontek.
            Faktor penyebab perilaku mencontek di bagi menjadi  dua, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya antara lain adalah tingkat kecerdasan yang rendah, tidak adanya motivasi berprestasi, sikap belajar yang tidak baik, keyakinan diri yang rendah, konsep diri yang rendah, keinginan untuk mendapat nilai tinggi, tidak adanya usaha untuk belajar, penilaian tentang menyontek, sering menunda-nunda pekerjaan, keberanian menyontek, keinginan untuk menghindari kegagalan, cara belajar yang tidak baik, dan mempunyai moral yang rendah.
Sedangkan faktor eksternalnya berasal dari orang tua seperti tuntutan yang berlebihan dari orang tua kepada anaknya agar mendapatkan prestasi yang baik, guru, teman sebaya, kurangnya pencegahan dari sekolah, terlalu banyak tugas yang diberikan di sekolah, kondisi, serta status ekonomi dan sosial.
            Beberapa pertanyaan yang saya lontarkan adalah sama antara lain apa mereka pernah mencontek atau tidak, apa yang menyebabkan mereka mencontek, apa mereka puas dengan hasil ujian mereka, apa perasaan mereka jika ada dosen yang membiarkan mereka mencontek, apa sanksi yang tepat bagi yang mencontek, cara apa yang bisa dilakukan agar orang tidak mencontek dan yang terakhir fasilitas apa yang di perlukan untukl meminimkan perbuatan curang tersebut, kemudian pertanyaan yang selanjutnya antara lain apa mereka tidak setuju dengan aturang pelarangan mencontek, mengapa mereka memilih untuk mencontek, bagaimana cara mereka mencontek, bagaimana cara mereka menyembunyikan contekannya agar pemngawas tidak tahu, bagaimana perasaan mereka ketika mencontek, bagaimana dengan dosen yang menindak tegas perbuatan mencontek, apakah mereka puas dengan nilai mereka, apakah mempunyai rencana untuk berhenti dan pertanyaan yang lainnya.
Tiga orang yang mengaku mencontek ( sesuai dengan permintaan orang saya wawancarai nama mereka saya samarkan) sebut saja namanya antara lain Ede (TMT-3), Nufan (TBI-1) dan Esda (PGMI-3) rata-rata jawaban mereka hampir sama, mereka mencontek karena kepepet dan kurang belajar, karena ujiannya mendadak, meskipun hasil ujian yang mereka peroleh baik, namun mereka mengatakan, jujur jika mereka tidak puas dengan hasil ujiannhya karena bukan murni dari kemampuan mereka se ndiri melainkan hasil dari mencontek, Mereka merasa beruntung jika dosen mereka membiarkan mereka untuk mencontek karena hal itu menguntungkan bagi mereka, saya juga menanyakan sanksi apa yang cocok bagi orang yang suka mencontek, mereka mengatakan ” jika orang yang mencontek sanksinya adalah pengurangan nilai ” ujar salah satu dari mereka, dan mengatakan jika ada ujian seharusnya sebelum ada ujian harus ada pemberitahuan agar mereka lebih siap dengan ujian yang mereka hadapi untuk meminimalisir alasan untuk berbuat kecurangan karena mereka sudah siap, “ namun kebanyakan dari mereka omongan pengurangan nilai yang biasa dilakukan hanya sekedar omongan belaka, jadi sanksi harus di lakukan secara langsung agar orang seperti kami bisa sadar ”, ujar mereka, mereka juga mengatakan “ seharusnya saat ujian berlangsung bukan hanya satu pengawas ujian, namun di pasang CCTV di sudut kelas agar yang mencontek bisa ketahuan dan sanksi nya bisa di jalankan, hal itu akan membuat orang seperti kami menjadi jera dan akan mengurungkan niat untuk mencontek”. Karena mereka hanya melakukan perbuatan mencontek hanya satu kali tersedak, mereka memutuskan untuk tidak mengulanginya lagi.  Seperti itulah penuturan mereka.
            Pertanyaan selanjutnya saya lontarkan kepada mereka yang tidak pernah atau bahkan sama sekali tidak mencontek, Tiga orang yang tidak pernah mencontek antara lain Ahas (ZAWA-3), Siaka (ZAWA-3), Tuja (ES-3) mereka setuju denga aturan untuk pelarangan mencontek karena hal itu akan membuat mereka belajar lebih jujur dan adil sesuai dengan kemampuan mereka, mereka puas dengan hasil ujian merka karena hasil ujiannya adalah upaya dan kerja keras yang mereka lakukan sendiri dan bukan karena mencontek “ rasanya lega bisa melihat hasil dari kerja keras kami “ dan hal itu kan membuat mereka bekerja keras dan lebih giat belajar. Jika ada dosen yang membiarkan mencontek, mereka tidak setuju karena hal itu akan mengakibatkan kecurangan yang merajalela, sanksi yang tepat bagi yang mencontek “harusnya yang mencontek di beri nilai min” ujar mereka, “ seharusnya dosen atau pengawas lebih dari satu dan di pasang CCTV agar yang mencontek bisa di ketahui dan segera di beri sanksi agar jera “ kata salah satu dari mereka, dosen haruslah menindak tegas orang yang mencontek.
            Dari hasil wawancara tersebut maka bisa di ketahui sebagian dari mereka yang pernah mencontek merasa menyesal, dan dan tidak akan mencontek lagi karena rasa yang tidak enak dan tidak tenang di hati mereka,meskipun banyak faktor di balik perbuatan mencontek,  maka dari itu untuk teman yang pernah mencontek, segera hilangkan perbuatan buruk itu karena  perbuatan buruk maka akan menghasilkan keburukan juga, bagi teman-teman yang tidak pernah mencontek maka jangan pernah mencoba berbuat mencontek.

            Sekian tulisan yang saya buat jiia ada hal yang yang menyinggung pihak tertentu maka saya selaku penulis memintaan maaf kepada para pembaca, semoga tulisan saya bermanfaat. Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar